Pengaruh Ketebalan Mulsa Organik Ki Rinyuh (Chromolaena odorata) Terhadap Kandungan Protein Kasar, Kasar dan Mineral Kalsium Rumput Brachiaria hybrid cv. Mulato PANEN KEDUA
DOI:
https://doi.org/10.57089/jplk.v2i4.442Keywords:
Mulsa Organik, Protein Kasar, Serat Kasar, Mineral Kalsium, Rumput MulatoAbstract
Penelitian dilaksanakan di UPT Laboratorium Lapangan Terpadu Lahan Kering Kepulauan Universitas Nusa Cendana selama ± 6 bulan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketebalan mulsa organik ki rinyuh (Chromolaena odorata) terhadap kandungan Protein Kasar (PK), Serat Kasar (SK) dan mineral kalsium (Ca) rumput mulato (Brachiaria hybrid cv. Mulato) panen kedua. Penelitian menggunakan metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan, yakni 1) R0= tanpa mulsa, 2) R1= ketebalan mulsa 1 cm (60 gr), 3) R2= ketebalan mulsa 3 cm (180 gr), 4) R3= ketebalan mulsa 5 cm (300 gr) dan 4 ulangan sehingga terdapat 16 unit percobaan. Parameter yang diukur pada penelitian adalah kandungan protein kasar (PK), serat kasar (SK) dan mineral kalsium (Ca). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap serat kasar dan mineral kalsium, namun berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap kandungan protein kasar. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa antar perlakuan R0:R1, R0:R2, R0:R3, R1:R2 dan R1:R3 berbeda nyata (P<0,05), sedangkan perlakuan R2:R3 berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kandungan protein kasar. Kesimpulannya bahwa pemberian mulsa organik ki rinyuh dengan ketebalan 5 cm (300 gram) menghasilkan kandungan protein kasar tertinggi (8,46%)
Kata Kunci: Mulsa Organik, Protein Kasar, Serat Kasar, Mineral Kalsium, Rumput Mulato
The research was carried out at the UPT Laboratory of the Archipelago Integrated Dryland Field Laboratory in the University of Nusa Cendana, for ± 6 month. The research aims to determine the effect of the thickness of ki rinyuh (Chromolaena odorata) organic mulch on crude Protein (PK), crude Fiber (SK) and calcium mineral (Ca) content mulato (Brachiaria hybrid cv. Mulato) grass second harvest. The research methode used a completely randomized design (CRD) consisted of 4 treatments that is 1) R0= not have mulch (control), 2) R1= 1 cm thickness mulch, 3) R2= 3 cm thickness mulch, 4) R3= 5 cm thickness mulch and 4 replications so that it has 16 experimental units. The variables measured in this study were: crude protein, crude fiber and calcium mineral content. Statistical analysis shows that the effect of treatment is significant (P<0.05) on crude protein, but not significant (P>0.05) on crude fiber or calcium mineral. Duncans multiple distance test shows that treatment R0:R1, R0:R2, R0:R3, R1:R2 and R1:R3 are significant different (P<0.05), and treatment R2:R3 were not significant different (P>0.05) in crude protein. The conclusion is that the using ki rinyuh (Chromolaena odorata) organic mulch with a thickness of 5 cm (300 grams) produces the highest crude protein content (8,46 %).
Keywords: Organic Mulch, Crude Protein, Crude Fiber, Calcium Mineral, Mulato Grass.
References
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta.
Darmawan, J dan Baharsjah, J, S. 1983. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Suryandaru Utama: Semarang
El-Samad, H., Goff, J.P. and Khammash, M. 2002. Calcium Homeostasis and Parturient Hypocalcemia : An Integral Feedback Perspective. J. Theor. Biol. 214:17 – 29.
Hamdani JS. 2009. Pengaruh Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Kultivar Kentang (Solanum tuberosum L.) yang Ditanam Di Dataran Medium. J Agron. Indonesia 37 (1) : 14 – 20.
Hanafi N. D. 2004. Perlakuan Silase dan Amoniasi Daun Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Pakan Ternak.Hhtp//Library. Usu.Ac. Id/Modules. Php.
Katipana, N.G.F, Hartati, E. 2012. Budidaya Sapi Bali Di Daerah Tropis Iklim Semi Kering. Bogor: IPB Press
Kumalasari, N. R., L. Abdullah, S, Jayadi. 2015. Pengaruh Pemberian Mulsa Choromolaena (L) Kings and Robins Terhadap Kandungan Mineral P dan N Tanah Latosol dan Produktivitas Hijauan Jagung (Zea mays L.). Jurnal Vol 28. IPB Bogor.
Mahmood, M., K. Farroq, A. Hussain, and R. Sher. 2002. Effect of Mulching on Growth and Yield of Potato Crop. Asian Jurnal of Plant Science 1: 122-133.
Marliani. 2010. Produksi dan Kandungan Gizi Rumput Setaria (Setaria sphacelata) pada Pemotongan Pertama yang Ditanam Dengan Jenis Pupuk Kandang Berbeda. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Riau.
Mc Donald, P., Edward, R.A., Greenhalg, J.F.D. Morgan, C.A., Sinclair, L.A. and Wilkinson, R.G. 2010. Animal Nutrition. Seventh Edition. United Kingdom, Pearson.
Siregar S. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya: Jakarta.
Situmorang, F., Hapsoh, & Manurung, G.M.E. (2013). Pengaruh Mulsa Serbuk Gergaji dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) pada Fase Main Nursery. Skripsi Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Riau, Pekanbaru: UNRI
Steel And Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Gramedia. Jakarta.
Subhan dan Sumarna, A. 1994. Pengaruh Dosis Fosfat dan Mulsa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kubis (Brassica oleraceae var. Capitata L. Cv. Gloria.ocena). Bul. Penel. Hort. 27(4):80-90.
Suprapto. H, F.M Suhartati, dan T. Widiyastuti. 2013. Kecernaan Serat Kasar dan Lemak Kasar Complete Feed Limbah Rami Dengan Sumber Protein Berbeda pada Kambing Peranakan Etawa Lepas Sapih. Jurnal Ilmiah Peternakan. 1(3): 938- 946 . Jakarta.
Sutanto. R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Kanisius
Tisdale, S. L. And William, N. 1971. Soil Fertility and Fertilizers. The Mac. Graw Hill. New York.
White PJ, Broadley MR. 2003. Calcium in plants. Ann. Bot. (Lond.) 92: 487–511.