Jurnal Peternakan Lahan Kering http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK <p>Jurnal Peternakan Lahan Kering (JPLK), <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1564553974&amp;1&amp;&amp;">e-ISSN: 2714-7878</a>, merupakan media komunikasi ilmiah Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Universitas Nusa Cendana, Jl. Adisucipto Penfui, Kupang. JPLK terbit setiap empat (4) bulan, Maret, Juni, September dan Desember yang mempublikasikan hasil-hasil penelitian dan hasil review terbaru dalam bidang pertanian khususnya bidang peternakan dan kesehatan hewan berupa teknologi dan hasil karya terbaru dalam bidang pertanian dan peternakan yang berfokus kepada produksi ternak, Pakan dan nutrisi ternak, Reproduksi dan pemuliaan ternak, teknologi hasil ternak, sosial ekonomi peternakan, dan kesehatan ternak.</p> en-US jurnalpeternakan@undana.ac.id (Markus Miten Kleden, Dr. MP., Ir) aguskondamalik@staf.undana.ac.id (Agustinus Konda Malik) Wed, 20 Mar 2024 00:00:00 +0000 OJS 3.3.0.3 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Kandungan Nutrisi dan Energi Silase Campuran Sorgum dan Kelor yang Ditanam pada Jarak Tanam Kelor Berbeda http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1694 <p>Plant spacing is closely related to the growth, production and nutritional content of forage crops, both grown alone and mixed. This research attempts to determine the effect of a mixture of sorghum and moringa grown at different spacings of moringa on the content of BETN, TDN and gross energy. The materials used were forage sorghum and moringa obtained from different plant distances. Using a completely randomized design (CRD) with 4 groups and 4 replications. The treatment in question is silage made from sorghum and moringa biomass at different spacings of Moringa, namely S0: sorghum silage without moringa, S40, S60 and S80: moringa sorghum silage with moringa planting spacings of 40x40, 60x60 and 80x80 cm respectively, The spacing of sorghum for all treatments was 40x40 cm. Parameters measured were the content of Non-nitrogen Extract Material (BETN), Total Digestible Nutrient (TDN) and Gross Energy (GE). Statistical analysis found that treatment had no significant effect (P&gt;0.05) on BETN, TDN, and GE. It can be concluded that the silage of a mixture of sorghum and moringa grown at different spacings of moringa produced relatively the same content of BETN, TDN and GE.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Jarak tanam berhubungan erat dengan pertumbuhan, produksi dan kandungan nutrisi tanaman pakan baik yang ditanam sendiri maupun campuran. Riset ini mencoba untuk mengetahui efek campuran sorgum dan kelor yang ditanam dengan jarak tanam kelor berbeda terhadap kandungan BETN, TDN dan gross energi. Materi yang digunakan yaitu hijauan sorgum serta kelor yang diperoleh dari jarak tanan berbeda. Menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 kelompok dan 4 ulangan. Perlakuan yang dimaksud yakni silase yang dibuat dari biomasa sorgum dan kelor pada jarak tanam kelor yang berbeda, yaitu S0: silase sogum tanpa kelor, S40, S60 dan S80: silase sorgum kelor dengan jarak tanam kelor masing-masing 40x40, 60x60 dan 80x80 cm, jarak tanam sorgum untuk semua perlakuan yaitu 40x40 cm. Parameter yang diukur adalah kandungan Bahan Ekstrak Tanpa nitrogen (BETN), total Digestibel Nutrient (TDN) dan Gros Energy (GE). Analisis statistik mendapatkan perlakuan berpengaruh tidak signifikan (P&gt;0,05) pada BETN, TDN, dan GE. Dapat disimpulkan bahwa silase campuran sorgum dan kelor yang ditanam pada jarak tanam kelor berbeda menghasilkan kandungan BETN, TDN dan GE yang relatif sama.</p> Theofilus Odolfus Milo, Markus Miten Kleden, Luh Sri Enawati Copyright (c) 2024 Jurnal Peternakan Lahan Kering http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1694 Wed, 20 Mar 2024 00:00:00 +0000 Karakteristik Bakso Daging Sapi yang Diberi Substitusi Tepung Sorghum Merah (Sorghum bicolor L. Moench) http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k2244 <p>A study on beef meatballs using red sorghum flour (Sorghum bicolor L. Moench), as a substitute for tapioca<br />flour, aims to determine the physicochemical properties of beef meatballs. The research used a Completely<br />Randomized Design (CRD) with four treatments and four replications. The treatments are: TS0: consists of 0%<br />red sorghum flour and 100% tapioca flour; TS10: consists of 10% red sorghum flour and 90% tapioca flour;<br />TS30: consists of 30% red sorghum flour and 70% tapioca flour; and TS50: consists of 50% red sorghum flour<br />and 50% tapioca flour. The results showed that replacing red sorghum flour had a very significant effect<br />(P&lt;0.01) on amylose content, amylopectin content, water content, protein content, elasticity and taste, but had<br />no significant effect (P&gt;0.05) on beef meatball color. The amylopectin content, water content, and flexibility of<br />the meatballs increased in proportion to the amount of wheat flour substituted for red sorghum flour.<br />Meanwhile, amylose and protein levels are at their maximum point at 30% replacement. Thus it can be<br />concluded that the replacement of 30% red sorghum flour causes an increase in all parameters examined, except<br />color</p> <p>Suatu penelitian pada bakso sapi yang menggunakan tepung sorgum merah (Sorghum bicolor L. Moench),<br />sebagai substitusi tepung tapioca bertujuan untuk mengetahui sifat fisiko kimia bakso sapi tersebut. Penelitian<br />ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan<br />dimaksud adalah: TS0: terdiri dari 0% tepung sorgum merah dan 100% tepung tapioka; TS10: terdiri dari 10%<br />tepung sorgum merah dan 90% tepung tapioka; TS30: terdiri dari 30% tepung sorgum merah dan 70% tepung<br />tapioka; dan TS50: terdiri dari 50% tepung sorgum merah dan 50% tepung tapioka. Hasil penelitian<br />menunjukkan bahwa penggantian tepung sorgum merah memberikan pengaruh yang sangat nyata (P&lt;0,01)<br />terhadap kadar amilosa, kadar amilopektin, kadar air, kadar protein, kekenyalan, dan rasa, namun berpengaruh<br />tidak nyata (P&gt;0,05) pada warna bakso sapi. Kandungan amilopektin, kadar air, dan kelenturan bakso meningkat<br />sebanding dengan banyaknya tepung terigu yang disubstitusi tepung sorgum merah. Sementara itu, kadar<br />amilosa dan protein berada pada titik maksimum pada penggantian 30%. Dengan demikian dapat disimpulkan<br />bahwa penggantian 30% tepung sorgum merah menyebabkan peningkatan pada semua parameter yang<br />diperiksa, kecuali warna.</p> <p> </p> Wesly Thersia Lusi, Bastari Sabtu, Gemini E. M. Malelak Copyright (c) 2024 Jurnal Peternakan Lahan Kering http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k2244 Wed, 20 Mar 2024 00:00:00 +0000 Pengaruh Penambahan Kombinasi Berbagai Jenis Tepung pada Pakan Ternak terhadap Kualitas Fisik Daging Ayam Broiler http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1940 <p>A study was conducted which aimed to test the physical quality of broiler chicken meat treated with the addition of a<br />combination of turmeric flour, ginger flour and curcuma flour in broiler chicken feed. In the study, 120 DOC strain<br />CP 707 were used. The design used was a completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 6 repetitions.<br />The treatments applied were: R0: commercial feed without the addition of a combination of turmeric flour, ginger<br />and curcuma; R1: commercial feed plus a mixture of turmeric and ginger flour, R2: commercial feed plus a mixture<br />of turmeric and curcuma flour, R3: commercial feed plus a mixture of ginger and ginger flour, and R4: commercial<br />feed plus a mixture of turmeric, ginger and curcuma flour. The variables measured were water holding capacity,<br />cooking loss, tenderness and pH of the meat. The results showed that the treatments tested did not have a significant<br />influence on the all variables measured</p> <p>elah dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk menguji kualitas fisik daging ayam broiler yang diberi<br />perlakuan penambahan kombinasi tepung kunyit, tepung jahe dan tepung temulawak dalam pakan ayam broiler. Pada<br />penelitian ini digunakan 120 ekor DOC strain CP 707. Metode percobaan yang digunakan ialah rancangan acak<br />lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan masing-masing diulang enam kali. Perlakuan yang diujikan adalah: R0:<br />Pakan komersial tanpa tambahan kombinasi tepung kunyit, jahe dan temulawak, R1: pakan komersial + campuran<br />tepung kunyit dan jahe, R2: pakan komersial + campuran kunyit dan tepung temulawak, R3: pakan komersial +<br />campuran tepung jahe dan temulawak dan R4: pakan komersial ditambah campuran tepung kunyit, jahe, dan<br />temulawak. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah daya ikat air, susut masak, keempukan dan pH daging.<br />Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang diujikan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap<br />semua variabel yang diukur</p> <p> </p> Putri Syafira Zuhria, Ni Putu F. Suryatni, Herowati T. Pangestuti Copyright (c) 2024 Jurnal Peternakan Lahan Kering http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1940 Wed, 20 Mar 2024 00:00:00 +0000 Pengaruh Pemberian Silase Pakan Komplit Berbasis Sorgum dan Clitoria Ternatea dengan Penambahan Berbagai Level Konsentrat ZnSO4 dan Zn-Cu Isoleusinat terhadap Konsentrasi Metabolit Darah Sapi Bali http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1703 <p>This study was conducted with the aim to determine the effect of feeding complete silage of sorghum-Clitoria<br />ternatea to Bali cattle which was added concentrate containing zinc sulfate and zinc-copper isoleucinate on the<br />levels of metabolites found. in animal blood. In this study, four male Bali cattle aged one to one and a half years<br />were used, weighing between 123 and 130 kg and a coefficient of variation (CV) of 26%. This study used a Latin<br />square design, with four different treatments and four different time periods as replications. The four treatments are<br />as follows: T0: Sorghum-Clitoria ternatea silage without added concentrate; T1: Complete feed made from<br />sorghum-Clitoria ternatea silage with the addition of 10% concentrate containing 150 mg ZnSO4 and 2% Zn-Cu<br />Isoleucinate; and T2: complete feed made from sorghum-Ci silage. T3:Sorghum-Clitoria ternatea Silage-Based<br />Complete Feed Clitoria ternatea with the addition of 20% concentrate containing 150 mg ZnSO4 and 2% Zn-Cu<br />Isoleucinate, and T3:Sorghum-Clitoria ternatea Silage-Based Complete Feed Clitoria ternatea with the addition of<br />30% Concentrate containing 150 mg ZnSO4 and 2% Zn-Cu Isoleucinate. Analysis of variance was used to<br />understand the collected data. Concentrations of glucose, urea, total plasma protein, and blood cholesterol are some<br />of the parameters analyzed. The findings from the statistical analysis revealed that the therapy had no significant<br />effect (P&gt;0.05) on blood metabolite concentrations in Bali cattle. The results of this study indicated that the addition of concentrates containing zinc sulfate and zinc copper isoleucinate to a complete feed consisting of Clitoria ternatea<br />sorghum silage did not increase the concentration of metabolites present in the blood of Bali cattle.</p> <p>Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan silase lengkap sorgum-Clitoria<br />ternatea pada sapi Bali yang ditambahkan konsentrat yang mengandung seng sulfat dan seng-tembaga isoleusinat<br />terhadap kadar metabolit yang ditemukan dalam darah hewan. Dalam penelitian ini digunakan empat ekor sapi Bali<br />jantan berumur satu sampai satu setengah tahun, dengan bobot antara 123 sampai 130 kg dan koefisien variasi (<br />26%. Penelitian ini menggunakan desain bujur sangkar latin, dengan empat perlakuan berbeda dan empat periode<br />waktu berbeda sebagai ulangan. Keempat perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: T0: Sorgum-Clitoria ternatea<br />silase tanpa penambahan konsentrat; T1: Pakan komplit berbahan dasar silase sorgum-Clitoria ternatea dengan<br />penambahan konsentrat 10% mengandung ZnSO4 150 mg dan Isoleusinat Zn-Cu 2%; dan T2: pakan lengkap<br />berbahan dasar silase sorgum-Ci. T3:Pakan Lengkap Berbasis Silase Sorghum-Clitoria ternatea Clitoria ternatea<br />dengan penambahan konsentrat 20% mengandung 150 mg ZnSO4 dan 2% Zn-Cu Isoleucinate, dan T3:Pakan<br />Lengkap Berbasis Silase Sorghum-Clitoria ternatea Clitoria ternatea dengan penambahan Konsentrat 30%<br />mengandung 150 mg ZnSO4 dan 2% Zn-Cu Isoleusinat. Analisis varians digunakan untuk memahami data yang<br />dikumpulkan. Konsentrasi glukosa, urea, protein plasma total, dan kolesterol darah adalah beberapa parameter yang<br />dianalisis. Temuan dari analisis statistik mengungkapkan bahwa terapi tidak memiliki dampak yang signifikan<br />(P&gt;0,05) terhadap konsentrasi metabolit darah pada sapi Bali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan<br />konsentrat yang mengandung seng sulfat dan seng tembaga isoleusinat pada pakan lengkap yang terdiri dari silase<br />sorgum Clitoria ternatea tidak menyebabkan peningkatan konsentrasi metabolit yang terdapat dalam darah sapi Bali.</p> Maria Oktaviani Jelamut, I Gusti Ngurah Jelantik, Erna Hartati Copyright (c) 2024 Jurnal Peternakan Lahan Kering http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1703 Wed, 20 Mar 2024 00:00:00 +0000 Penggunaan Rumput Laut (Eucheuma cottoni) terhadap Konsumsi dan Kecernaan Nutrisi Pedet Sapi yang Disapih Dini http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1126 <p>The purpose of this study was to evaluate the effect of using red seaweed (Eucheuma cottoni) on<br />consumption and nutrients digestibility in early weaned calves. In this study, 16 bali cattle calves were used with<br />body weight of 30-40 kg with an age range of 3-4 months. This study used a Randomized Block Design (RBD)<br />with 4 treatments and 4 periods as replications. The applies given is complete feed with Eucheuma cottoni<br />contents of 0% (CT0), 5% (CT5), 10% (CT10), and 15% (CT15) respectively. The result showed that the use of<br />Eucheuma cottoni in the ration did not reduce consumption and digestibility of nutrient of early weaned Bali<br />calf. Moreover, use of Eucheuma cottoni in the complete feed up to 15% had the same effect with the other<br />trearments which did not reduce consumption and digestibility of nutrients. It was concluded that use of<br />Eucheuma cottoni up to 5-15% in complete feed did not reduce consumption and digestibility of nutritents.</p> <p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan rumput laut merah<br />(Eucheuma cottoni) terhadap konsumsi dan kecernaan nutrisi pada pedet yang disapih awal. Pada penelitian<br />digunakan 16 ekor pedet sapi bali dengan bobot badan 30-40 kg dengan kisaran umur 3 – 4 bulan digunakan<br />dalam penelitian ini. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan<br />dan 4 periode sebagai ulangan. Pemberian yang diterapkan adalah pakan lengkap dengan kandungan (Eucheuma<br />cottoni) berturut-turut 0% (CT0), 5% (CT5), 10% (CT10), dan 15% (CT15). Hasil penelitian menunjukkan<br />bahwa pemberian rumput laut merah (Eucheuma cottoni) hingga 15% tidak menurunkan konsumsi dan<br />kecernaan nutrisi ransum; Disimpulkan bahwa suplementasi rumput laut merah dapat digunakan sebagai<br />konsentrat pada pakan pedet sapi bali mencapai 5-15%.</p> <p> </p> Desri Debora Sabneno, Tara Tiba Nikolaus, Jalaludin Jalaludin Copyright (c) 2024 Jurnal Peternakan Lahan Kering http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1126 Wed, 20 Mar 2024 00:00:00 +0000 Suplementasi Tepung Daun Asam dalam Ransum terhadap Pertambahan Ukuran Linear Tubuh dan Prediksi Bobot Badan Ternak Babi Landrace Fase Grower http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1114 <p>This study aims to examine the effect of tamarind leaf powder supplementation on (Tamarindus indical L.)<br />supplementation in the basal ration on the increase in linear body size and prediction of body weight of pigs.<br />Twelve landrace castration male pigs aged 3-4 months with initial body weight of 35.5-64 kg (CV=23.65%)<br />were used as research animals. The design used was a randomized block design with 4 treatments and 3<br />replications. The treatments tested were T0: basal ration (control), T1: basal ration (BR) + 2.5% tamarind meal<br />(TM), T2: BR + 5% TM, T3: BR + 7.5% TM. The variables measured were body length, schest circumference,<br />height, predicted body weight. The results of the analysis showed that the treatment had no significant effect<br />(P&gt;0.05) on body length, chest circumference, height, prediction of body weight. It can be concluded that the<br />supplementation of tamarind leaf powder in the basal ration up to 7.5% has not had an effect on body length,<br />chest circumference, height and prediction of body weight.</p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh suplementasi tepung daun asam (Tamarindus indical L.) dalam<br />ransum basal terhadap pertambahan ukuran linear tubuh dan prediksi bobot badan ternak babi. Ternak babi<br />jantan kastrasi peranakan landrace sebanyak 12 ekor berumur 3-4 bulan dengan berat badan awal 35,5-64 kg<br />(KV=23,65%) digunakan sebagai ternak penelitian. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak<br />kelompok dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah R0: ransum basal (kontrol), R1:<br />ransum basal (RB) + 2,5% tepung daun asam (TDA), R2: RB + 5% TDA, R3: RB + 7,5% TDA. Variabel yang<br />diukur adalah panjang badan, lingkar dada, tinggi badan, prediksi bobot badan. Hasil analisis menunjukkan<br />bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P&gt;0,05) terhadap panjang badan, lingkar dada, tinggi badan, prediksi<br />bobot badan. Dapat disimpulkan bahwa suplementasi tepung daun asam dalam ransum basal hingga 7,5% belum<br />memberikan pengaruh terhadap panjang badan, lingkar dada, tinggi badan dan prediksi bobot badan.</p> <p> </p> Sepriyono Aklili, W. Marlene Nalley, Tagu Dodu Copyright (c) 2024 Jurnal Peternakan Lahan Kering http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1114 Wed, 20 Mar 2024 00:00:00 +0000 Pengaruh PenggunaanPakan Komplit Berbahan Dasar Lamtoro (Leucaena leucocephala)Dan SilaseCampuran Jerami Jagung Muda (Zea mays) Dan Daun Gamal (Gliricidia sepium) terhadap Konsumsi, Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik Sapi Bali Jantan Penggemukan http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1138 <p><strong>ABSTRACT&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; </strong></p> <p>This study was to determine the effect of complete feed made from leucaena( <em>Leucaena leucocephala) </em>and silage mixture of young corn straw (<em>Zea mays</em>) - Gamal leaf (<em>Gliricidia sepium</em>) on consumption and digestibility of dry matter and organic matter for fattening male Bali cattle. With an age range of 1 - 1.5 years as many as 4 tails, with a body weight of 148 - 156 kg with an average of 152.50 kg. The design used in this study was the Latin Square Design (LSD) with four treatments and four as replication. The treatments in this study were P<sub>0</sub> = leucaena feed (control), P<sub>1</sub> = leucaena &nbsp;60% + silage 30% + concentrate 10%, P<sub>2</sub> = leucaena 50% + silage 40% + concentrate 10%, P<sub>3</sub> = leucaena 40% + silage 50% + concentrate 10%. The average value of dry matter consumption (g/h/d) (P<sub>0</sub> : 5,695.96, P<sub>1</sub> : 6,241.88, P<sub>2</sub> : 5. 705.51, P<sub>3</sub> : 4,927.23), organic matter consumption ( g/h/d) (P<sub>0</sub> : 4,801.69 , P<sub>1</sub> : 5,373.51, P<sub>2</sub> : 4,922.45, P<sub>3</sub> : 4,257.06), dry matter digestibility (%) (P<sub>0</sub> : 68.11, P<sub>1</sub> : 72.35, P<sub>2</sub> : 74.60, P<sub>3</sub> : 71.84), organic matter digestibility (%) (P<sub>0</sub> : 70.58, P<sub>1</sub> : 72.32, P<sub>2</sub> : 75.03, P<sub>3</sub> : 72.09). Statistical analysis showed that the treatment had no significant effect (P&gt;0.05) on dry matter consumption, organic matter consumption, as well as dry matter digestibility, and organic matter digestibility. Based on the results of the discussion, it can be concluded that silage (young corn straw and gamal leaves) with a ratio of 70:30% can be used up to 50% in a complete ration mixture made from lamtoro in fattening Bali cattle because it provides the same consumption and digestibility of dry matter and organic matter.</p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Suatu penelitian tentang pemberian pakan lamtoro dan silase pada penggemukan sapibertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan komplit berbahan dasar lamtoro(<em>Leucaena leucocephala)</em> dan silase campuran jerami jagung muda (<em>Zea mays</em>) dan daun gamal (<em>Gliricidia sepium</em>) terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering serta bahan organik sapi Bali jantan penggemukan. Dengan kisaran umur 1 - 1,5 tahun sebanyak 4 ekor, dengan bobot badan 148 – 156kg dengan rataan 152,50kg. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan percobaan mengikuti pola rancangan bujur sangkar latin yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 periode sebagai ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah P<sub>0</sub> = lamtoro (kontrol), P<sub>1</sub> = lamtoro 60% + silase 30% + konsentrat 10%, P<sub>2</sub> = lamtoro 50% + silase 40% + konsentrat 10%, P<sub>3</sub> = lamtoro 40% + silase 50% + konsentrat 10%. Nilai rata-rata dari konsumsi bahan kering (g/e/h) (P<sub>0</sub> : 5.695,96, P<sub>1</sub> : 6.241,88, P<sub>2</sub> : 5. 705,51, P<sub>3</sub> : 4.927,23), konsumsi bahan organik (g/e/h) (P<sub>0</sub> : 4.801,69, P<sub>1</sub> : 5.373,51, P<sub>2</sub> : 4.922,45, P<sub>3</sub> : 4.257,06), kecernaan bahan kering (%) (P<sub>0</sub> : 68,11, P<sub>1</sub> : 72,35, P<sub>2</sub> : 74,60, P<sub>3</sub> : 71,84), kecernaan bahan organik (%) (P<sub>0</sub> : 70,58, P<sub>1</sub> : 72,32, P<sub>2</sub> : 75,03, P<sub>3</sub> : 72,09). Kajian statistik mengindikasikan perlakuan berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap konsumsi bahan kering, dan bahan organik, serta kecernaan bahan kering, serta bahan organik. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa &nbsp;silase (jerami jagung muda dan daun gamal) dapat digunakan sampai 50% dalam campuran ransum komplit berbahan dasar lamtoro pada ternak sapi Bali dapat memberikan penggunaan bahan kering serta bahan organik yang sama.</p> femince Bulla, Grace Maranatha, Daud Amalo Copyright (c) 2024 Jurnal Peternakan Lahan Kering http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1138 Wed, 20 Mar 2024 00:00:00 +0000 Pengaruh Penggunaan Tepung Limbah Rumput Laut Merah (Eucheuma cottonii) Terfermentasi terhadap Konsumsi Ransum, Konsumsi dan Kecernaan Serat Kasar dan Lemak Kasar Ternak Babi Peranakan Landrace Fase Starter http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1144 <p>This study aims to determine the effect of using fermented red seaweed (Eucheuma cottonii) waste flour on<br />consumption and digestibility of crude fiber and crude fat in starter phase landrace crossbreed pigs. The<br />material used was 12 landrace crossbreed pigs in the starter phase, aged 1-2 months with an initial body weight<br />of 6.5-26 kg with an average of 20.11 Kg (KVariation) = 41.56%). This study used a randomized block design<br />with 4 treatments and 3 replications. The treatments were R0: basal ration without fermented red seaweed waste<br />flour (TLRLMF), R1: basal ration + 5% TLRLMF, R2: basal ration + 10% TLRLMF, R3: basal ration + 15%<br />TLRLMF. The variables studied were consumption, digestibility of crude fiber and crude fat. The results of<br />statistical analysis showed that the use of fermented red seaweed waste flour 5%, 10%, and 15% had no<br />significant effect (P&gt;0.05) on ration consumption, crude fiber and crude fat consumption, digestibility of crude<br />fiber and fat. Rough. It was concluded that the use of fermented red seaweed waste flour up to 15% gave the<br />same effect on consumption, digestibility of crude fiber and crude fat in starter phase.</p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh penggunaan tepung limbah rumput laut merah (Eucheuma<br />cottonii) terfermentasi terhadap konsumsi, dan kecernaan serat kasar dan lemak kasar ternak babi peranakan<br />landrace fase starter. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi peranakan landrace fase starter,<br />berumur 1-dua bulan dengan berat badan awal 6,5 – 26 kg dengan rata-rata 20,11 Kg (KVariasi)= 41,56%).<br />Penelitian ini menggunakan Rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang<br />dicobakan adalah R0 : ransum basal tanpa tepung limbah rumput laut merah terfermentasi (TLRLMF), R1:<br />ransum basal + 5% TLRLMF, R2 : ransum basal + 10% TLRLMF, R3 : ransum basal + 15% TLRLMF.<br />Variabel yg diteliti yang diteliti adalah konsumsi, kecernaan serat kasar dan lemak kasar. Hasil analisis statistika<br />menunjukkan bahwa penggunaan tepung limbah rumput laut merah terfermentasi 5%, 10%, dan 15%<br />memberikan pengaruh yang tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap konsumsi ransum, konsumsi serat kasar, dan lemak<br />kasar, kecernaan serat kasar dan lemak kasar. Disimpulkan bahwa penggunaan tepung limbah rumput laut merah<br />terfermentasi hingga 15% memberikan pengaruh yang sama terhadap konsumsi, kecernaan serat kasar serta<br />lemak kasar babi fase starter.</p> <p> </p> Delvi Yoblina Tallas, Ni Nengah Suryani, Sabarta Sembiring Copyright (c) 2024 Jurnal Peternakan Lahan Kering http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1144 Wed, 20 Mar 2024 00:00:00 +0000 Pengaruh Substitusi Tepung Jagung dengan Batang Pisang Terfermentasi terhadap Konsumsi, Kecernaan Protein dan Energi pada Ternak Babi Duroc Fase Grower http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1077 <p>The purpose of research is to test the influence of corn flour substitution with fermented banana rods<br />against consumption and digestion of protein, consumption and digestion of energy in pig cattle duroc<br />phase grower. The material used is 12 pigtails duroc phase grower that has a starting weight of 45-55<br />kg with an average of 51.25 kg (KV=7,02%). This research uses a complete random design (RAL)<br />with 4 treatments and 3 repeats. The treatment used is P0: the bed without the mixture of fermented<br />banana stem, P1: the ration contains 5% fermented banana rod, P2: the ration contains 10% of<br />fermented banana stems and P3: the ration contains 15% of fermented banana stems. The measured<br />variable is the consumption and digestion of protein and energy. Analysis results show the influence of<br />corn flour substitution with fermented banana stems of 5, 10 and 15 intangible effects (P&gt;0,05) against<br />protein ingestion, energy consumption and energy ingestion, and real effect (P&lt;0,05) against protein<br />consumption. It is concluded that the substitution of corn flour with fermented banana stems up to 15%<br />level increases protein consumption but up to 15% level increases protein consumption and lowers<br />rational consumption, protein ingestion, energy consumption and energy in pigs doruc phase grower.</p> <p>Tujuan penelitian adalah untuk menguji pengaruh substitusi tepung jagung dengan batang pisang<br />terfermentasi terhadap konsumsi dan kecernaan protein, konsumsi dan kecernaan energi pada ternak<br />babi duroc fase grower. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi duroc fase grower yang<br />memiliki berat badan awal 45-55 kg dengan rataan 51,25 kg (KV=7,02%). Penelitian ini menggunakan<br />rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah<br />P0: ransum tanpa campuran batang pisang terfermentasi, P1: ransum mengandung 5% batang pisang<br />terfermentasi, P2: ransum mengandung 10% batang pisang terfermentasi dan P3: ransum mengandung<br />15% batang pisang terfermentasi. Variabel yang diukur adalah konsumsi dan kecernaan protein dan<br />energi. Hasil analisis menunjukkan pengaruh substitusi tepung jagung dengan batang pisang<br />terfermentasi sebanyak 5, 10 dan 15 berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap kecernaan protein,<br />konsumsi energy dan kecernaan energi, dan berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap konsumsi protein.<br />Disimpulkan bahwa substitusi tepung jagung dengan batang pisang terfermentasi hingga level 15%<br />meningkatkan konsumsi protein namun hingga level 15% meningkatkan konsumsi protein dan<br />menurunkan konsumsi ransum, kecernaan protein, konsumsi energy dan kecernaan energy pada ternak<br />babi doruc fase grower.</p> <p> </p> Maria Gordince Owa, Tagu Dodu, Wilmientje Marlene Nalley Copyright (c) 2024 Jurnal Peternakan Lahan Kering http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1077 Wed, 20 Mar 2024 00:00:00 +0000 Tampilan Reproduksi Sapi Bali pada Pola Pemeliharaan Ekstensif Tradisional di Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1067 <p>The purpose of this study was to determine the reproductive appearance of Bali cattle in traditional extensive<br />rearing patterns in Sulamu District, Kupang Regency. The material used is the mother of Bali cattle owned<br />by farmers in Sulamu District. This study uses a survey method, the determination of the sample is taken<br />29% of the total villages in Sulamu District, and the determination of farmers - breeders is done purposively.<br />The variables measured were age at first giving birth, calving interval, percentage of pregnancy, percentage<br />of births, percentage of death, and assessing body condition scores. The results of statistical analysis show<br />that there is a difference in average (t count &gt; t table), while the percentage of pregnancy there is no<br />difference in average (t count &lt; t table). The results showed the reproductive appearance of Bali cattle, with<br />the following results: Age of first calving in Pantai Beringin Village 3.13 ± 0.32 years, Pitay Village 4 ± 0.26<br />years, calving interval in Pantai Beringin Village 12.45 ± 0.67 months , Pitay Village 15.98 ± 2.74 months,<br />the percentage of pregnancy in Pantai Beringin Village 94% ± 0.85, Pitay Village 83% ± 0.14, the percentage<br />of births in Pantai Beringin Village 78% ± 0.17, Pitay Village 67% ± 0.13, the mortality percentage in Pantai<br />Beringin Village is 11% ± 0.15, Pitay Village 27% ± 0.21, and the assessment of body condition score<br />(SKT/BCS) in Pantai Beringin Village is 3.25 ± 0.55 and Pitay 2 Village, 65 ± 0.49. It was concluded that the<br />reproductive performance of Bali cattle in the traditional extensive rearing system in Sulamu District,<br />Kupang Regency was still said to be quite good.</p> <p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tampilan reproduksi sapi Bali pada pola pemeliharaan<br />ekstensif tradisional di Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang. Materi yang digunakan adalah induk sapi<br />Bali milik peternak di Kecamatan Sulamu. Penelitian ini menggunakan metode survey, penentuan sampelnya<br />diambil 29% dari jumlah desa di Kecamatan Sulamu, dan penentuan petani – peternak dilakukan secara<br />purposive. Variabel yang diukur adalah umur pertama beranak, calving interval, presentase kebuntingan,<br />presentase kelahiran, presentase kematian, dan menilai skor kondisi tubuh. Hasil analisis statistik<br />menunjukkan, terdapat perbedaan rata – rata (t hitung &gt; t tabel), sedangkan presentase kebuntingan tidak<br />terdapat perbedaan rata – rata (t hitung&lt; t tabel). Hasil penelitian menunjukkan tampilan reproduksi sapi Bali,<br />dengan hasil sebagai berikut: Umur pertama beranak Desa Pantai Beringin 3,13 ± 0,32 tahun, Desa Pitay 4 ±<br />0,26 tahun, calving interval Desa Pantai Beringin 12,45 ± 0,67 bulan, Desa Pitay 15,98 ± 2,74 bulan,<br />presentase kebuntingan Desa Pantai Beringin 94% ± 0,85, Desa Pitay 83% ± 0,14, presentase kelahiran Desa<br />Pantai Beringin 78% ± 0,17, Desa Pitay 67% ± 0,13, presentase kematian Desa Pantai Beringin 11% ± 0,15,<br />Desa Pitay 27% ± 0,21, dan penilaian skor kondisi tubuh (SKT/BCS) Desa Pantai Beringin 3,25 ± 0,55 dan<br />Desa Pitay 2,65 ± 0,49. Disimpulkan bahwa tampilan reproduksi sapi Bali pada system pemeliharaan<br />ekstensif tradisional di Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang masih dikatakan cukup baik.</p> <p> </p> Daniel K Tulle, Yohanis Umbu Laiya Sobang, Johny Nada Kihe, Upik Syamsiar Rosnah Copyright (c) 2024 Jurnal Peternakan Lahan Kering http://publikasi.undana.ac.id/index.php/JPLK/article/view/k1067 Wed, 20 Mar 2024 00:00:00 +0000